Konsep dasar daya guna Lift / Elevator
Macam Macam Motor Elevator
3052016
Jika kita lihat dari jenis motornya, maka elevator bisa dibagi menjadi beberapa jenis.
– Geared Elevator. Tipe ini merupakan model yang masih digunakan dari dulu sampai sekarang. Perubahannya adalah besar motornya. Dimana geared motor yang sekarang menggunakan inverter dan ukurannya lebih kecil dari yang dulu.
Geared menggunakan motor AC dengan worm gear untuk mengurangi kecepatan RPM nya. Setiap manufaktur mempunyai rancangannya masing masing. Tapi pada dasarnya desainnya hampir sama.
–
Gearless Elevator. Untuk Elevator / Lift High rise dengan kecepatan tinggi, maka digunakan gearless elevator. Gearless Elevator mempunyai variasi kecepatan yang diatur oleh inverter. Model terbaru saat ini adalah VVVF (Variable Voltage Variable Frequency).
Gearless Elevator. Untuk Elevator / Lift High rise dengan kecepatan tinggi, maka digunakan gearless elevator. Gearless Elevator mempunyai variasi kecepatan yang diatur oleh inverter. Model terbaru saat ini adalah VVVF (Variable Voltage Variable Frequency).
Tanpa menggunakan gear, putaran motor dapat lebih cepat sehingga dapat diaplikasikan ke kecepatan diatas 100 mpm.
–
Machine Room LessElevator. Dengan teknologi synchronous permanent magnet maka mesin elevator dapat dibuat lebih kecil, sehingga dapat masuk kedalam hoistway.
Machine Room LessElevator. Dengan teknologi synchronous permanent magnet maka mesin elevator dapat dibuat lebih kecil, sehingga dapat masuk kedalam hoistway.
– Untuk mesin MRL lainnya seperti pada home lift ada juga yang berbentuk seperti drum, hanya saja namanya tetap gearless, tetapi lebih kecil.
Traction Elevator
24012016
Tulisan ini dibuat untuk merespon banyaknya permintaan mengenai prinsip kerja lift . Karena mayoritas elevator yang ada merupakan Traction Elevator, maka type ini yang akan dibahas terlebih dahulu.
Traction elevator mulai dikembangkan sejak hampir tidak mungkin lagi tidak efisiennya menggunakan hydrolik elevator dikarenakan makin tingginya gedung yang dilayani. Maka dibuatlah lift dengan menggunakan kabel / atau biasa disebut traction elevator.
Kabel yang digunakan pada sebuah lift biasanya berjumlah 6 – 8 buah, dimana masing masing kabel sesungguhnya sudah dapat menahan beban lift itu sendiri . (bisa dibayangkan betapa amannya desain lift masa kini)
Permasalahannya jika kabel itu sendiri tidak putus, melainkan lift tersebut terlalu cepat sehingga kecepatannya cukup cepat untuk “mencelakai” penumpangnya.
Hal ini juga sudah dipecahkan dengan alat yang dibuat oleh “paman” Otis, dimana ia menciptakan alat yang akan mengontrol rem dari car sehingga apabila lift berjalan lebih cepat dari desainnya, maka rem tersebut akan bekerja.
Faktor penggerak utama pada lift sekarang adalah electric motor, bisa AC maupun DC. Dimana ada 2 sistem, yakni menggunakan gearbox / geared elevator, dimana kecepatan dari motor electric dikurangi menggunakan gear. Atau gearless, dimana motor langsung terhubung dengan roda penggerak.(menggunakan motor khusus dengan kecepatan rendah dan torsi besar)
Untuk meringankan kinerja motor yang ada, maka digunakan counterweight, dimana beratnya biasanya sama dengan berat car yang kosong plus 40-50% kapasitas lift tersebut. Counterweight diletakan didalam hoistwaydengan rel terpisah dari rel untuk lift. Dimana apabila lift nya turun, maka counterwightnya akan naik, begitu juga sebaliknya.
Untuk mengakomodasi desain yang compact, maka diciptakan lah desain tanpa ruang mesin (machine room les / MRL). Motor yang digunakan untuk jenis ini adalah gearless, hal ini dikarenakan desain ini membutuhkan motor yang kecil dimana motor tersebut diletakkan dalam hoistway pada daerah overheadnya.
Sebenarnya masih banyak yang bisa dibahas dari desain lift ini, tetapi untuk saat ini sampai disini saja.
Prinsip kerja elevator / lift
3122016
Bardasarkan prinsip kerjanya, elevator / lift dibagi menjadi 2 macam kategori.
Hidrolik : menggunakan sistem hidrolik dimana elevator / lift diangkat seperti menggunakan dongkrak.
Sistem ini mulai ditinggalkan sejak pertengahan tahun1800 dimana tinggi bangunan sudah semakin tinggi, sehingga perangkat hidrolik yang diperlukan semakin besar.
Design yang kedua adalah menggunakan Kabel/ tali baja atau biasa disebut Traction Elevator, dimana car diangkat , bukannya didorong dari bawah.
Kedua jenis desain tersebut mempunyai keunggulan dan kekurangan masing masing.
Elevator Safety
4122016
Hal pertama saat merancang lift adalah Safety. Lift merupakan salah satu alat transportasi yang sangat aman. Banyak orang mendengar berbagai macam “cerita” mengenai kecelakaan yang terjadi pada lift.
Di Amerika sendiri tercatat sangat sedikit kecelakaan yang melibatkan lift. Kebanyakan kecelakaan merupakan kesalahan prosedur dan human error, seperti kecelakaan kerja. Bahkan mereka mempunyai asosiasi sendiri untuk memeriksa keamanan dari elevator.
Jika kita bicarakan mengenai “resiko” paling tinggi pada lift adalah jatuh. Jadi mari kita fokuskan pembahasan kali ini bagaimana desain lift saat ini membuatnya sulit untuk jatuh.
Faktor faktor tersebut adalah:
– Overload protection; sebuah lift dirancang agar tidak akan beroprasi diatas beban yang diijinkan. Mungkin anda sering memaksakan masuk kedalam lift yang sudah penuh dan akan berbunyi. Itulah over load protection.
– Desain Roping / tali; Sebuah lift digerakkan oleh minimal 4 tali / roping dimana tiap roping didesain untuk mampu menahan beban lift + 25% kapasitasnya (tergantung manufacture). Jadi bisa dibayangkan apabila 3 dari 4 talinya putus, maka lift itu masih “aman”
– Electro motor brake; Rem pada motor traksi mempunyai default aktif. Jadi apabila tidak ada listrik / ada masalah maka rem motor akan selalu mengerem / aktif. Rem hanya akan lepas apabila ada perintah / daya listrik yang mengalir.
– Overspeed governor; Governor adalah alat untuk menditeksi kecepatan lift secara mekanis. Dimana kecepatan governor disetting sedikit diatas kecepatan yang diinginkan. Sehingga apabila kecepatan lift dideteksi lebih cepat dari seharusnya, maka governor akan memerintahkan rem secara mekanik.
– Limit switch; switch yang diletakkan pada bagian teratas dan terbawah dari lift berguna untuk membatasi gerak lift, apabila lift bergerak dari area yang diijinkan, maka secara otomatis supply dari motor lift akan dihentikan. Motor akan berhenti dan rem akan aktif.
– Overhead dan Pit; keduanya merupakan area aman pada hoistway agar lift dapat melakukan pengereman apabila keluar dari jalurnya.
– Buffer; Berguna sebagai penahan liift apabila melewati pit.
Sebenarnya masih banyak lagi safety device pada lift yang optional seperti ARD, Earth quake sensor, fireman switch, supervisory, dll.
Macam macam lift / elevator
17012016
Elevator / lift dari fungsinya dibagi menjadi beberapa kategori, seperti:
Lift penumpang / passenger elevator.
Hampir semua orang mengetahui fungsi dari lift ini. Passenger elevator mempunyai skope yang luas, mulai dari rumah tinggal, ruko, gedung rendah, medium, bahkan high rise. Jenis ini merupakan lift yang paling banyak digunakan.
* Untuk gedung high rise atau bahkan skyscraper, maka digunakan high speed elevator, bahkan ultra high speer elevator. Berapa cepat kah ultra high speed elevator itu, dapat dilihat di tulisan mengenai elevator tercepat.
Observation Elevator.
Banyak kita jumpai di mall / gedung rendah. Fungsinya sama dengan lift penumpang, hanya desainnya menggunakan kaca, atau biasa disebut lift kapsul.
* Salah satu pengembangan dari observation elevator, adalah nude elevator, dimana car dan enterance nya didesain dengan menggunakan kaca.
Service lift
Service lift merupakan lift penumpang yang fungsinya ditujukan untuk kegiatan operasional pendukung. Lift ini banyak kita temui di gedung perkantoran, dimana lift ini dikhususkan bagi oprasional, seperti building maintenance, cleaning service, atau membawa barang barang yang kecil.
Lift barang / Freight Elevator.
Lift barang di desain untuk mengangkut barang, biasanya lift ini mempunyai kapasitas yang lebih besar & bukaan pintu / door opening yang lebih besar.
Automobile Elevator.
Hampir sama dengan lift barang, automobile elevator di desain untuk membawa mobil. Tentunya dimensi dari kabinnya di sesuaikan dengan ukuran mobil. Untuk memudahkan oprasional, control dari lift ini disesuaikan.
Bed Elevator / lift rumah sakit.
Lift ini digunakan di rumah sakit untuk membawa tempat tidur pasien. Karena itu ukurannya sudah disesuaikan dengan standart rumah sakit.
Safety seputar lift
Karena cara kerjanya yang “tidak terlihat”, banyak orang memiliki pandangan berbeda mengenai lift / elevator. Cara pandang itu kita bagi menjadi 2 jenis, mitos dan fakta.
Mitos : Banyak orang berfikir kalau lift hanya di tahan oleh 1 tali / rope, dan ketika putus maka lift akan langsung jatuh.
Fakta: Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya mengenai standart savety lift, maka kita tahu bahwa lift ditahan lebih dari 1 tali dan masih banyak lagi mekanisme savety lainnya.
Mitos : Beberapa orang percaya lift yang terlalu penuh akan jatuh.
Fakta : Lift memiliki savety faktor yang sangat tinggi (11) dibandingkan alat transportasi lainnya (4) dimana lift masih dapat mengangkut 11x kapasitasnya. Selain itu pintu tidak akan tertutup apabila melebihi kapasitas.
Mitos : Beberapa orang meng-“klaim” kalau mereka pernah merasakan jatuhnya lift dan untungnya lift bisa berhenti.
Fakta : Ada beberapa kemungkinan, seperti posisi indikator yang rusak / bergerak terlalu cepat.
Mitos : Orang percaya bahwa pintu hall dapat terbuka dan lift tidak ada disana.
Fakta: Pintu hall tidak akan terbuka jika tidak ada pintu lift yang membuka dibelakangnya. Kecuali digunakan kunci khusus untuk membukanya (tentunya hanya dimiliki oleh teknisi lift)
Mitos : Beberapa orang percaya kalau lift terjebak diantara lantai, maka lift akan jatuh.
Fakta : Lift dapat berhenti di antara lantai dapat terjadi karena beberapa sebab. Tindakan terbaik adalah menunggu bantuan, jangan berusaha keluar dari lift.
Mitos : Menunggu telalu lama di lift dan anda akan kehabisan udara.
Fakta : Lift tidak kedap udara, dan lift memiliki daya cadangan untuk fan dan lampu.
Mungkin artikel ini dapat sedikit mengurangi ketakutan jika terperangkap di lift.
Komponen Lift
24042016
Beberapa hari ini saya cukup “takjub” dengan jumlah traffic pada web elevator escalator. Mungkin sudah saatnya me review beberapa artikel yang sudah ada, dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan.
Karena web elevator escalator bertujuan untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai lift dan fungsinya, maka baiknya jika kita bisa melihat keseluruhan gambar dari lift berikut komponennya.
Gambar ini saya dapat dari artikel “kakek”-otis, jadi bisa kita lihat bersama sama apa saja komponen dari lift. Pada gambar menggunakan traction -geared elevator yang banyak digunakan pada umumnya.
Komponen Lift dalam hoistway:
1. Control System
2. Geared Machine
3. Primary Velocity Tranducer
4. Governor
5. Hoisting Ropes
7. Secondary Possition Tranducer
8. Door Operator
9. Entrance Protection System
10. Load Weighing Tranducers
11. Car Safety Device
12. Traveling Cable
13. Elevator Rail
14. Counterweight
16. Governor Tension Sheave
17. Counterweight Buffer
18. Car Buffer
Sebenarnya masih banyak lagi komponen dalam lift yang belum kita singgung.
Dengan adanya gambar ini mungkin kita dapat membahasnya dengan lebih ter-organisir berdasarkan fungsinya.
Hoistway detail : Intermediate Support and Separator Beam
27122010
Mungkin sebelumnya sudah pernah dibahas mengenai hoistway, dimana hoistway dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pit, travel dan overhead.
Car akan berjalan hanya pada bagian travel mengikuti rel yang ada. Dimana bracket rel tersebut harus mengikat pada balok / beam yang cukup kuat. Balok balok ini lah yang disebut ring balok / intermediate beam.
Pada jarak berapakah setiap bracket rel dipasang?
Menurut standart depnaker, ring balok / intermediate beam harus ada setiap 2,5 m (untuk top- traction) dan 1,8m (untuk MRL). Untuk Machine Room Less diperlukan lebih banyak ring balok karena mesin dari MRL duduk / bersandar pada rel Counterweight.
Mengapa 2,5 m / 1,8m ?
Karena panjang dari rel adalah 5 m (2,5m = 5m/2 ; 1,8 = 5m / 4)
Haruskan menggunakan ring balok?
Sebenarnya ring balok hanya-lah fasilitas untuk menempelkan bracket rel. Apabila menggunakan shearwall, maka tidak diperlukan lagi ring balok dimana bracket rel tetap dipasang per 2,5 m.
* Balok lantai juga dapat digunakan sebagai pengganti posisi ring balok.
Apakah harus setiap 2,5 m?
Sebenarnya lebih kecil juga bisa, tetapi harus diperhatikan bahwa dengan panjang rel 5 m, jangan sapai sambungan rel bersamaan dengan bracket rel.
Apa itu separator beam?
Separator beam diperlukan apabila hoistway untuk 2 (atau lebih) lift dibuat dalam 1 lubang (biasanya menggunakan shearwall) . Untuk memisahkan kedua hoiswat tersebut dan memasang bracket rel, maka diperlukan balok diantara kedua hoistway tersebut.
Fungsinya?
Selain memisahkan kedua hoistway juga sebagai ring balok.
Jadi, jangan lupa membuat ring balok apabila merancang hoistway (Banyak orang tidak tahu bahwa diperlukan ring balok sehingga perlu dibuat ring balok dari baja sebagai tambahan)
PERSYARATAN FUNGSIONAL UTAMA:
Memindahkan orang dan benda-benda berat dari satu lokasi ke lokasi lain yang lebih tinggi atau lebih rendah, lokasi.
DESIGN PARAMETER:
Sebuah lift dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan ini.
LATAR BELAKANG:
Passenger Elevator atau yang biasa disebut lift penumpang merupakan alat transportasi vertical yang sangat dibutuhkan terutama gedung-gedung bertingkat tinggi. Pemakaian Passenger elevator sangat membantu bagi mobilitas baik orang maupun barang pada antar lantai dalam suatu gedung. Perencanaan system makanis passenger alevator dengan system traksi dengan roda pulley dimana, system dengan traksi roda pulley ini paling banyak digunakan saat ini.
Adapun komponen mekanis yang direncanakan adalah system pulley, tali, gear box, system pengereman, dan juga dihitung daya motor yang dibutuhkan. Hasil dari perhitungan akan dipakai guna pemilihan komponen mekanis yang dibutuhkan.
Untuk melakukan hal ini, listrik elevetor dirubah menjadi energi mekanik (rotasi) . Rem dari lift harus dirancang untuk menjamin keamanan selama hari biasa digunakan. Rem juga harus mampu terlibat dalam kasus-kasus ekstrim di mana kabel lift rusak atau keadaan tak terduga lainnya akan muncul. Selain itu, lift harus mengambil dan menurunkan penumpang seefisien mungkin. Jika kebutuhan berbagai pilihan aplikasi sistem lift yang digunakan, biasanya aplikasi yang kompleks mengikuti pengembangan kontrol yang mereka gunakan.
Lift harus sesuai dalam kebutuhan ruang yang diberikan gedung. Itu harus dibuat cukup besar untuk menangani lalu lintas harian normal dan untuk memindahkan benda-benda yang diperlukan di dalam gedung. Hal ini tidak bisa dibuat terlalu besar dan, karena itu, mempengaruhi struktur bangunan itu sendiri. Kemungkinan pembatasan berat beban di dalam lift dapat ditentukan dari ukuran motor dan komponen lain dalam sistem lift. Batas berat beban ini harus cukup besar untuk menangani penggunaan sehari-hari.
Perencanaan awal yang baik sangatlah berpengaruh terhadap operasi dan daya guna lift sebagai sarana transportasi vertikal suatu gedung. Sebaliknya, jika salah memilih system akibatnya akan terasa sepanjang jaman dan merugikan pemilik gedung. Jalan keluarnya pun sulit dan biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar. Aspek yang harus ditinjau dalam perencanaan lift adalah lokasi dan konfigurasi layout, jumlah, kapasitas dan kecepatan, grouping, single deck atau double deck, sky lobby dengan shuttle service, zoning (high rise atau express lift dan low rise)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan pemilihan system desain lift adalah :
1. Jumlah lantai yang dilayani
2. Jarak lantai ke lantai
3. Jumlah penghuni tiap-tiap lantai
4. Lokasi gedung
5. Penggunaan khusus lift dalam gedung
6. Lantai-lantai khusus
7. Fungsi gedung
Traffic Analysis (Elevatoring)
Sebelum mulai dengan perhitungan yang tepat atas jumlah lift, kapasitas dan kecepatannya kita harus memiliki pegangan umum (guide line) untuk menentukan batasan-batasan agar jangan terlalu menyimpang, yaitu :
1. Penentuan jumlah penghuni
2. Perkiraan jumlah lift per floor / luas lantai
3. Waktu tunggu yang diharapkan di Lobby
4. Handling Capacity yang diminta
5. Perkiraan kecepatan atas dasar tinggi gedung.
Parameter (Criteria)
Parameter yang dipakai ada 2 yang sekaligus harus dipenuhi untuk memperoleh lift system design yang baik, yaitu :
1. Interval atau Average Waiting Time
Selang waktu satu lift berangkat sampai lift berikutnya tiba dilantai dasar
2. Handling Capacity
Kemampuan seluruh lift mengangkut penumpang dibanding dengan jumlah penghuni yang diperkirakan akan memakai lift dalam jangka waktu tertentu (dalam lift industri = 5 menit)
Kriteria tersebut di atas tentu saja berbeda antara satu gedung dengan gedung yang lainnya, tergantung fungsi dan lokasinya.
Sebagai contoh :
High Rise Building (Tower)
a. Single deck elevator (15 Floor max per zone)
b. Double deck elevator (20 Floor maz per zone)
Grouping
a. Single deck elevator (max 8 units per group)
b. Double deck elevator (max 6 units per group)
Office Building
Up to 20 floors use one unit
More than 20 floors use two units
Hotel
One Passenger lift every 100 rooms, plus min one service lift every two passenger lift
Multiple access level as terminals
Beside the main lobby (bassement, Mezanin) can increase the number of lift by 25 %
Special facilities at upper floors such as restaurant, health club
can increase the number of lift by 20 %
Sistem Penalian ( Tali Baja )
Sebuah sistem Penalian digunakan untuk melampirkan motor / perlengkapan peredam, sangkar lift dan penghitung pembanding berat. Ada banyak berbagai jenis pengaturan yang dapat digunakan. Dalam salah satu susunan yang mungkin, seperti ditunjukkan pada Gambar 2, kedua ujung tali lift digantung ke atas balok. Sangkar lift dan berat pengimbang melekat pada katrol yang bergerak bebas.
Mesin traksi mengubah metode input daya mekanik menjadi tenaga mesin bisa digunakan dalam sistem (pergerakan vertikal dari lift). The friction between the ropes and the sheave grooves, which are cut on the pulley, initiates the traction force between the traction drive and the rope. Gesekan antara tali dan lekuk alur, yang dipotongkan pada katrol, mengawali daya tarikan antara penggerak dan traksi tali.
Ketika mesin traksi dengan kekuatan putar yang ditentukan akan di transfer melalui tali baja ke sangkar dan pemberat pengimbang. Power hanya diperlukan untuk memindahkan beban yang tidak seimbang antara sangkar lift dan pengimbang.
GEAR TRAKSI
Sebuah lift yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik awal, yang menjalankan motor, menjadi daya mekanik, yang dapat digunakan oleh sistem. Elevator terdiri dari sebuah motor yang paling umum sebuah sistem peredam roda gigi cacing. Sebuah sistem gear cacing terdiri dari alur cacing yang melingkar di as rotor, dan peralatan roda bulat yang lebih besar, biasanya disebut gigi cacing . Kedua gigi yang memiliki sumbu rotasi yang tegak lurus satu sama lain, tidak hanya mengurangi kecepatan rotasi traksi katrol (1), tetapi juga mengubah rotasi pesawat traksi.
Dengan mengurangi kecepatan rotasi, dengan penggunaan peralatan peredam, juga meningkatkan torsi keluaran , memiliki kemampuan untuk mengangkat benda-benda yang lebih besar pada diameter katrol (Main Sheave diameter) tertentu. Sebuah gigi cacing dipilih lebih dari jenis bahan gear pada umumnya kemungkinan karena kekompakan dan kemampuan untuk menahan beban kejut lebih tinggi. Hal ini juga mudah menempel pada poros motor, kadang-kadang melalui penggunaan coupling. Pengurangan rasio gigi biasanya bervariasi antara 12:1 dan 30:1.
Komponen motor mesin lift dapat berupa motor DC atau motor AC. Sebuah motor DC mempunyai torsi awal yang baik dan kemudahan untuk mengontrol kecepatan. Motor AC lebih sering digunakan karena ketidakrataan dan kesederhanaan (contoh penggunaan sistim lama db=direct breaking). Sebuah motor dipilih tergantung pada tujuan mendesain lift.
Daya angkut diperlukan untuk memulai gerak sangkar yang dipengaruhi kekuatan untuk mengatasi gesekan, dan untuk mempercepat massa dari keadaan diam sampai kecepatan penuh. Pertimbangan yang harus dimasukkan dalam pilihan motor yang dapat diterima baik peraturan kecepatan dan torsi awal yang baik. Selain itu, pemanasan dari berbagai komponen listrik dalam pelayanan yang berkesinambungan tidak boleh berlebihan.
Rem
Yang paling umum adalah rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan menghentikan putaran sebuah bahan dengan koefisien gesekan tinggi digunakan keandalan saat gesekan dalam pengereman, seperti seng asbes terikat berserat. Sebuah bahan yang terlalu tinggi koefisien gesekan dapat menyebabkan gerakan hentakan dalam sangkar. Bahan pengereman ini harus dipilih dengan hati-hati.
Biasanya efisiensi dari mesin dirancang adalah 60 persen untuk motor dan perakitan kotak perlengkapan gigi traksi. Efisiensi ini diperkirakan untuk beban sekitar 1135 kg, yang cocok dengan ukuran ideal ruangan lift, yang didorong dengan kecepatan di 1.75 m / s.
DOMINAN FISIKA:
Ada perhitungan pengalihan kekuatan daya listrik seluruh sistem lift. Listrik dimasukkan ke dalam motor sama dengan:
(untuk AC motor)
Di mana V adalah tegangan dan I / akar 2 adalah sumber arus AC. Hasil perhitungan Power konsumsi ini kemudian ditransfer melalui output dari poros motor,
Dimana T adalah torsi dan w adalah Kecepatan rotasi. Setelah daya ditransfer melalui gigi (pengurang kecepatan) output akan berkurang dan torsi akan lebih besar. Daya secara keseluruhan akan sedikit lebih rendah karena sistem tidak 100% efisien. Tegangan pada tali baja dari katrol lift adalah sama dengan berat dari lift, W e. The tension on the rope from the counter weight is W c . Tegangan pada tali baja dari pemberat adalah W c.
Gambar 1. Benda bebas dari sistem katrol
Analisis berikut telah dilakukan untuk kondisi mapan (tanpa percepatan) operasi. Tekanan gaya pada katrol pengemudi sama dengan perbedaan dari kedua ketegangan yang diberikan di setiap sisi. Di satu sisi, gaya ini sama dengan W e dan di sisi lain, itu adalah W c. Oleh karena itu, gaya total yang diberikan pada katrol 1 (drive katrol) adalah:
Dalam rangka untuk mencari daya yang diperlukan untuk gerakan lift, baik kecepatan rotasi poros drive (melekat pada katrol 1) atau kecepatan lift harus diketahui. Daya keluaran (asumsinya 100% efisiensi),
di mana r adalah radius katrol (katrol 1).
Gambar 2. Power mengalir melalui lift biasa
________________________________________
Kesimpulan :
Seperti yang dijelaskan di atas, rem ditutup dengan dikunci dari pegas dan kembali dibuka dengan menggunakan magnet. Diagram benda bebas di bawah ini menunjukkan bagaimana kekuatan ini didistribusikan. Gaya yang diberikan oleh pegas adalah jauh lebih dekat dengan pin sambungan lengan penarik dan oleh karena itu, dengan mudah dikalahkan oleh kekuatan lengan tarik magnetik (jarak jauh dari titik rotasi).
Gambar 3. Diagram sistem pengereman
Gambar 4. Diagram benda bebas dari sistem pengereman
Daftar Pustaka
https://elevatorescalator.wordpress.com
Memindahkan orang dan benda-benda berat dari satu lokasi ke lokasi lain yang lebih tinggi atau lebih rendah, lokasi.
DESIGN PARAMETER:
Sebuah lift dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan ini.
LATAR BELAKANG:
Passenger Elevator atau yang biasa disebut lift penumpang merupakan alat transportasi vertical yang sangat dibutuhkan terutama gedung-gedung bertingkat tinggi. Pemakaian Passenger elevator sangat membantu bagi mobilitas baik orang maupun barang pada antar lantai dalam suatu gedung. Perencanaan system makanis passenger alevator dengan system traksi dengan roda pulley dimana, system dengan traksi roda pulley ini paling banyak digunakan saat ini.
Adapun komponen mekanis yang direncanakan adalah system pulley, tali, gear box, system pengereman, dan juga dihitung daya motor yang dibutuhkan. Hasil dari perhitungan akan dipakai guna pemilihan komponen mekanis yang dibutuhkan.
Untuk melakukan hal ini, listrik elevetor dirubah menjadi energi mekanik (rotasi) . Rem dari lift harus dirancang untuk menjamin keamanan selama hari biasa digunakan. Rem juga harus mampu terlibat dalam kasus-kasus ekstrim di mana kabel lift rusak atau keadaan tak terduga lainnya akan muncul. Selain itu, lift harus mengambil dan menurunkan penumpang seefisien mungkin. Jika kebutuhan berbagai pilihan aplikasi sistem lift yang digunakan, biasanya aplikasi yang kompleks mengikuti pengembangan kontrol yang mereka gunakan.
Lift harus sesuai dalam kebutuhan ruang yang diberikan gedung. Itu harus dibuat cukup besar untuk menangani lalu lintas harian normal dan untuk memindahkan benda-benda yang diperlukan di dalam gedung. Hal ini tidak bisa dibuat terlalu besar dan, karena itu, mempengaruhi struktur bangunan itu sendiri. Kemungkinan pembatasan berat beban di dalam lift dapat ditentukan dari ukuran motor dan komponen lain dalam sistem lift. Batas berat beban ini harus cukup besar untuk menangani penggunaan sehari-hari.
Perencanaan awal yang baik sangatlah berpengaruh terhadap operasi dan daya guna lift sebagai sarana transportasi vertikal suatu gedung. Sebaliknya, jika salah memilih system akibatnya akan terasa sepanjang jaman dan merugikan pemilik gedung. Jalan keluarnya pun sulit dan biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar. Aspek yang harus ditinjau dalam perencanaan lift adalah lokasi dan konfigurasi layout, jumlah, kapasitas dan kecepatan, grouping, single deck atau double deck, sky lobby dengan shuttle service, zoning (high rise atau express lift dan low rise)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan pemilihan system desain lift adalah :
1. Jumlah lantai yang dilayani
2. Jarak lantai ke lantai
3. Jumlah penghuni tiap-tiap lantai
4. Lokasi gedung
5. Penggunaan khusus lift dalam gedung
6. Lantai-lantai khusus
7. Fungsi gedung
Traffic Analysis (Elevatoring)
Sebelum mulai dengan perhitungan yang tepat atas jumlah lift, kapasitas dan kecepatannya kita harus memiliki pegangan umum (guide line) untuk menentukan batasan-batasan agar jangan terlalu menyimpang, yaitu :
1. Penentuan jumlah penghuni
2. Perkiraan jumlah lift per floor / luas lantai
3. Waktu tunggu yang diharapkan di Lobby
4. Handling Capacity yang diminta
5. Perkiraan kecepatan atas dasar tinggi gedung.
Parameter (Criteria)
Parameter yang dipakai ada 2 yang sekaligus harus dipenuhi untuk memperoleh lift system design yang baik, yaitu :
1. Interval atau Average Waiting Time
Selang waktu satu lift berangkat sampai lift berikutnya tiba dilantai dasar
2. Handling Capacity
Kemampuan seluruh lift mengangkut penumpang dibanding dengan jumlah penghuni yang diperkirakan akan memakai lift dalam jangka waktu tertentu (dalam lift industri = 5 menit)
Kriteria tersebut di atas tentu saja berbeda antara satu gedung dengan gedung yang lainnya, tergantung fungsi dan lokasinya.
Sebagai contoh :
High Rise Building (Tower)
a. Single deck elevator (15 Floor max per zone)
b. Double deck elevator (20 Floor maz per zone)
Grouping
a. Single deck elevator (max 8 units per group)
b. Double deck elevator (max 6 units per group)
Office Building
Up to 20 floors use one unit
More than 20 floors use two units
Hotel
One Passenger lift every 100 rooms, plus min one service lift every two passenger lift
Multiple access level as terminals
Beside the main lobby (bassement, Mezanin) can increase the number of lift by 25 %
Special facilities at upper floors such as restaurant, health club
can increase the number of lift by 20 %
Sistem Penalian ( Tali Baja )
Sebuah sistem Penalian digunakan untuk melampirkan motor / perlengkapan peredam, sangkar lift dan penghitung pembanding berat. Ada banyak berbagai jenis pengaturan yang dapat digunakan. Dalam salah satu susunan yang mungkin, seperti ditunjukkan pada Gambar 2, kedua ujung tali lift digantung ke atas balok. Sangkar lift dan berat pengimbang melekat pada katrol yang bergerak bebas.
Mesin traksi mengubah metode input daya mekanik menjadi tenaga mesin bisa digunakan dalam sistem (pergerakan vertikal dari lift). The friction between the ropes and the sheave grooves, which are cut on the pulley, initiates the traction force between the traction drive and the rope. Gesekan antara tali dan lekuk alur, yang dipotongkan pada katrol, mengawali daya tarikan antara penggerak dan traksi tali.
Ketika mesin traksi dengan kekuatan putar yang ditentukan akan di transfer melalui tali baja ke sangkar dan pemberat pengimbang. Power hanya diperlukan untuk memindahkan beban yang tidak seimbang antara sangkar lift dan pengimbang.
GEAR TRAKSI
Sebuah lift yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik awal, yang menjalankan motor, menjadi daya mekanik, yang dapat digunakan oleh sistem. Elevator terdiri dari sebuah motor yang paling umum sebuah sistem peredam roda gigi cacing. Sebuah sistem gear cacing terdiri dari alur cacing yang melingkar di as rotor, dan peralatan roda bulat yang lebih besar, biasanya disebut gigi cacing . Kedua gigi yang memiliki sumbu rotasi yang tegak lurus satu sama lain, tidak hanya mengurangi kecepatan rotasi traksi katrol (1), tetapi juga mengubah rotasi pesawat traksi.
Dengan mengurangi kecepatan rotasi, dengan penggunaan peralatan peredam, juga meningkatkan torsi keluaran , memiliki kemampuan untuk mengangkat benda-benda yang lebih besar pada diameter katrol (Main Sheave diameter) tertentu. Sebuah gigi cacing dipilih lebih dari jenis bahan gear pada umumnya kemungkinan karena kekompakan dan kemampuan untuk menahan beban kejut lebih tinggi. Hal ini juga mudah menempel pada poros motor, kadang-kadang melalui penggunaan coupling. Pengurangan rasio gigi biasanya bervariasi antara 12:1 dan 30:1.
Komponen motor mesin lift dapat berupa motor DC atau motor AC. Sebuah motor DC mempunyai torsi awal yang baik dan kemudahan untuk mengontrol kecepatan. Motor AC lebih sering digunakan karena ketidakrataan dan kesederhanaan (contoh penggunaan sistim lama db=direct breaking). Sebuah motor dipilih tergantung pada tujuan mendesain lift.
Daya angkut diperlukan untuk memulai gerak sangkar yang dipengaruhi kekuatan untuk mengatasi gesekan, dan untuk mempercepat massa dari keadaan diam sampai kecepatan penuh. Pertimbangan yang harus dimasukkan dalam pilihan motor yang dapat diterima baik peraturan kecepatan dan torsi awal yang baik. Selain itu, pemanasan dari berbagai komponen listrik dalam pelayanan yang berkesinambungan tidak boleh berlebihan.
Rem
Yang paling umum adalah rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan menghentikan putaran sebuah bahan dengan koefisien gesekan tinggi digunakan keandalan saat gesekan dalam pengereman, seperti seng asbes terikat berserat. Sebuah bahan yang terlalu tinggi koefisien gesekan dapat menyebabkan gerakan hentakan dalam sangkar. Bahan pengereman ini harus dipilih dengan hati-hati.
Biasanya efisiensi dari mesin dirancang adalah 60 persen untuk motor dan perakitan kotak perlengkapan gigi traksi. Efisiensi ini diperkirakan untuk beban sekitar 1135 kg, yang cocok dengan ukuran ideal ruangan lift, yang didorong dengan kecepatan di 1.75 m / s.
DOMINAN FISIKA:
Ada perhitungan pengalihan kekuatan daya listrik seluruh sistem lift. Listrik dimasukkan ke dalam motor sama dengan:
(untuk AC motor)
Di mana V adalah tegangan dan I / akar 2 adalah sumber arus AC. Hasil perhitungan Power konsumsi ini kemudian ditransfer melalui output dari poros motor,
Dimana T adalah torsi dan w adalah Kecepatan rotasi. Setelah daya ditransfer melalui gigi (pengurang kecepatan) output akan berkurang dan torsi akan lebih besar. Daya secara keseluruhan akan sedikit lebih rendah karena sistem tidak 100% efisien. Tegangan pada tali baja dari katrol lift adalah sama dengan berat dari lift, W e. The tension on the rope from the counter weight is W c . Tegangan pada tali baja dari pemberat adalah W c.
Gambar 1. Benda bebas dari sistem katrol
Analisis berikut telah dilakukan untuk kondisi mapan (tanpa percepatan) operasi. Tekanan gaya pada katrol pengemudi sama dengan perbedaan dari kedua ketegangan yang diberikan di setiap sisi. Di satu sisi, gaya ini sama dengan W e dan di sisi lain, itu adalah W c. Oleh karena itu, gaya total yang diberikan pada katrol 1 (drive katrol) adalah:
Dalam rangka untuk mencari daya yang diperlukan untuk gerakan lift, baik kecepatan rotasi poros drive (melekat pada katrol 1) atau kecepatan lift harus diketahui. Daya keluaran (asumsinya 100% efisiensi),
di mana r adalah radius katrol (katrol 1).
Gambar 2. Power mengalir melalui lift biasa
________________________________________
Kesimpulan :
Seperti yang dijelaskan di atas, rem ditutup dengan dikunci dari pegas dan kembali dibuka dengan menggunakan magnet. Diagram benda bebas di bawah ini menunjukkan bagaimana kekuatan ini didistribusikan. Gaya yang diberikan oleh pegas adalah jauh lebih dekat dengan pin sambungan lengan penarik dan oleh karena itu, dengan mudah dikalahkan oleh kekuatan lengan tarik magnetik (jarak jauh dari titik rotasi).
Gambar 3. Diagram sistem pengereman
Gambar 4. Diagram benda bebas dari sistem pengereman
Daftar Pustaka
https://elevatorescalator.wordpress.com
Tags:
Lift Elevator